DELHI - Seorang pria di India, Dinanath Malhotra harus menunggu selama 68 tahun untuk menerima gelar master. Saat menerima penghargaan, Malhotra telah berusia 90 tahun.
Kisah ini berawal ketika Malhotra dianugerahi medali emas untuk gelar Master of Arts (MA) dari Punjab University di Lahore, pada 1944. “Pada masa dulu, peraih nilai terbaik gelar MA dianugerahi medali emas dan saya menang pada 1944,” kata Malhotra seperti dikutip dari BBC, Senin (26/3/2012).
“Medali dibuat di Inggris sehingga pada saat pertemuan, kami diberi medali tiruan. Kami harus menunggu lama untuk mendapatkan medali emas asli, yang akan diberikan kemudian,” jelasnya.
Namun sayangnya, impian Malhotra meraih medali emas harus tertunda selama enam dekade karena peristiwa pemisahan wilayah antara India dan Pakistan pada 1947. Pada tahun itu, Lahore diputuskan masuk ke wilayah Pakistan. Pada saat Malhotra kuliah, Lahore masih masuk wilayah India.
Malhotra pun pindah ke India dan melupakan medalinya. Dia sukses menjadi pemilik penerbitan populer di India, Hind Pocket Books di Delhi. Namun beberapa tahun yang lalu, nama Malhotra disebutkan dalam pertemuan Persatuan Penerbit India dengan seorang pejabat senior di Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Pejabat itu didesak menyelesaikan masalah ini. Dia pun meminta rektor Punjab University untuk memberikan medali kepada Malhotra di Lahore. Namun usaha Malhotra untuk mengambil gelarnya kembali mendapat rintangan. Pada November 2008, perjalanan Malhotra ke Lahore dibatalkan. Pasalnya, Mumbai diserang oleh para ekstrimis.
Akhir pekan lalu, impian Malhotra akhirnya terwujud. Dia menerima medali emas dari Komisi Tinggi Pakistan di Delhi. Malhotra senang karena akhirnya memiliki medali emas asli. Selain itu, dia rindu mengunjungi Lahore, kota masa mudanya.
“Saya terus mengingat kehidupan di Lahore. Orang memiliki cinta yang besar satu sama lain dan kami selalu saling memeluk setiap kali bertemu," katanya.
“Saya tidak pernah bermimpi bisa mendapatkan medali. Ini adalah kehormatan besar, tidak hanya bagi saya, tapi untuk kalangan akademis baik di India dan Pakistan,” pungkasnya. (SOURCE)