Berbicara tentang
kopi, pastilah setiap orang punya pendapat yang berbeda-beda mengenai kopi. Mulai
dari yang sama sekali tidak suka kopi sampai yang benar-benar Coffeeholic. Saya sendiri mengakui bahwa
saya bukan pecinta kopi. Tidak menyukai kopi merupakan pilihan selera yang
wajar bagi setiap orang. Ada banyak alasan mengapa saya tidak menyukai kopi di
antaranya; kopi itu pahit (Ya iyalahhhhhh !! :D) sementara saya suka minuman
yang manis, selain itu, kopi tidak menyegarkan tapi malah “menyakitkan”
tenggorokan saya, dan yang terakhir kopi itu monoton, sudah rasanya pahit,
hitam kelam lagi. Namun, itu cerita masa lalu saya bersama si kopi, sekarang saya
mempunyai cerita yang baru bersama si kopi yang dulunya monoton kini mewarnai
hidup dan tentunya tenggorokan saya. Cerita ini berawal sejak saya bertemu
dengan Kopi instan & cappuccino Good Day, kopi gaul paling enak.
Malam itu saya dan
teman-teman kelas saya merasakan suasana yang berbeda dari malam-malam
sebelumnya di kost saya *Note: ini bukan cerita horror. Mengerjakan tugas
dengan sistem SKS alias Sistem Kebut Semalam merupakan hobby dari saya dan teman-teman saya. Namun, ada yang berbeda dari
malam itu. Malam itu kami seperti tidak punya semangat untuk mengerjakan tugas
yang deadline nya sudah di ujung
tanduk dimana esok harinya merupakan batas akhir pengumpulan tugas. Jari-jari
kami tak sanggup menekan tombol-tombol keyboard lagi parahnya, mata kami ikut-ikutan
untuk mengundurkan diri dari sistem SKS kami. Salah seorang teman saya yang masih bisa bertahan di depan laptop
akhirnya bangun untuk menyeduh minuman. Saya sempat mencium aroma kopi dari
gelas teman saya tapi aromanya sedikit berbeda di hidung saya. Saya pun ikut
bangun sambil bertanya dengan kantuk yang masih ada di ujung mata.
Saya : “Apaan tuh ji?”
Puji : “Cappucino
Good Day, mau? Tuh di tas masih ada tapi yang Cappucino Good Day sisa satu”
Saya : “Ow kopi
kirain apaan. Nggak deh makasih”
Puji : “Coba deh,
bentar nyesel loo kalau diambil sama anak-anak yang lain”
Saya: “Semua kopi
sama kali, hitam plus pahit”
Puji: “Beda kali,
makanya coba dulu baru koment, belum pernah lo rasain sih”
Percakapan pun
berakhir dengan segelas Cappucino Good Day yang akan saya minum dan beberapa
varian rasa lainnya dari Good Day yang
telah diseduh oleh teman-teman saya lainnya. Sebenarnya, saya sama sekali tidak tertarik untuk menyeduh
kopi tapi, aroma dan warna yang berbeda
dari kopi Good Day membuat saya penasaran. Tegukan pertama biasa-biasa saja
kemudian, saya lanjutkan untuk meminumnya lagi. Tiba-tiba, rasa coklat yang khas menyapa tenggorokan
saya. Saya makin penasaran hingga pada akhirnya saya menghabiskan segelas kopi
Cappucino Good Day malam itu. Rasa penasaran saya berakhir dengan mata yang
tidak lagi mengantuk tapi, rasa penasaran saya berlanjut dengan varian rasa
lainnya dari kopi Good Day.
Keesokan harinya setelah
perkuliahan selesai, saya membeli beberapa bungkus kopi Good Day dengan rasa
yang berbeda dan sebotol kopi instan cappucino Good Day. Hasilnya, saya telah mengangkat
diri saya sendiri sebagai coffeeholic
hanya dalam waktu beberapa hari setelah menghabiskan beberapa bungkus kopi Good
Day dan sebotol kopi instan cappucino Good Day. Pada akhirnya, tanggapan saya
mengenai kopi sebelumnya kini telah berubah. Saat ini, Kopi Good Day telah
menjadi bagian dari aktivitas-aktivitas saya setiap hari, mulai dari kerja
tugas, jalan-jalan, nonton hingga berkumpul bersama teman-teman. Melakukan aktivitas
apapun kini tak lagi merasa bosan dan mengantuk karena ada Kopi instan & cappuccino Good Day, kopi gaul paling enak yang akan selalu setia menemani.
Selamat menikmati untuk kalian para pecinta kopi dan selamat mencoba untuk
kalian yang penasaran dengan sensasi warna, aroma, dan rasa dari Good Day.