Thursday 29 August 2013

Kopi instan & cappuccino Good Day, kopi gaul paling enak


Berbicara tentang kopi, pastilah setiap orang punya pendapat yang berbeda-beda mengenai kopi. Mulai dari yang sama sekali tidak suka kopi sampai yang benar-benar Coffeeholic. Saya sendiri mengakui bahwa saya bukan pecinta kopi. Tidak menyukai kopi merupakan pilihan selera yang wajar bagi setiap orang. Ada banyak alasan mengapa saya tidak menyukai kopi di antaranya; kopi itu pahit (Ya iyalahhhhhh !! :D) sementara saya suka minuman yang manis, selain itu, kopi tidak menyegarkan tapi malah “menyakitkan” tenggorokan saya, dan yang terakhir kopi itu monoton, sudah rasanya pahit, hitam kelam lagi. Namun, itu cerita masa lalu saya bersama si kopi, sekarang saya mempunyai cerita yang baru bersama si kopi yang dulunya monoton kini mewarnai hidup dan tentunya tenggorokan saya. Cerita ini berawal sejak saya bertemu dengan Kopi instan & cappuccino Good Day, kopi gaul paling enak.

Malam itu saya dan teman-teman kelas saya merasakan suasana yang berbeda dari malam-malam sebelumnya di kost saya *Note: ini bukan cerita horror. Mengerjakan tugas dengan sistem SKS alias Sistem Kebut Semalam merupakan hobby dari saya dan teman-teman saya. Namun, ada yang berbeda dari malam itu. Malam itu kami seperti tidak punya semangat untuk mengerjakan tugas yang deadline nya sudah di ujung tanduk dimana esok harinya merupakan batas akhir pengumpulan tugas. Jari-jari kami tak sanggup menekan tombol-tombol keyboard lagi parahnya, mata kami ikut-ikutan untuk mengundurkan diri dari sistem SKS kami. Salah seorang teman  saya yang masih bisa bertahan di depan laptop akhirnya bangun untuk menyeduh minuman. Saya sempat mencium aroma kopi dari gelas teman saya tapi aromanya sedikit berbeda di hidung saya. Saya pun ikut bangun sambil bertanya dengan kantuk yang masih ada di ujung mata.

Saya : “Apaan tuh ji?”
Puji : “Cappucino Good Day, mau? Tuh di tas masih ada tapi yang Cappucino Good Day sisa satu”
Saya : “Ow kopi kirain apaan. Nggak deh makasih”
Puji : “Coba deh, bentar nyesel loo kalau diambil sama anak-anak yang lain”   
Saya: “Semua kopi sama kali, hitam plus pahit”
Puji: “Beda kali, makanya coba dulu baru koment, belum pernah lo rasain sih”

Percakapan pun berakhir dengan segelas Cappucino Good Day yang akan saya minum dan beberapa varian rasa lainnya dari Good  Day yang telah diseduh oleh teman-teman saya lainnya.  Sebenarnya,  saya sama sekali tidak tertarik untuk menyeduh kopi tapi, aroma dan warna  yang berbeda dari kopi Good Day membuat saya penasaran. Tegukan pertama biasa-biasa saja kemudian, saya lanjutkan untuk meminumnya lagi. Tiba-tiba,  rasa coklat yang khas menyapa tenggorokan saya. Saya makin penasaran hingga pada akhirnya saya menghabiskan segelas kopi Cappucino Good Day malam itu. Rasa penasaran saya berakhir dengan mata yang tidak lagi mengantuk tapi, rasa penasaran saya berlanjut dengan varian rasa lainnya dari kopi Good Day.


Keesokan harinya setelah perkuliahan selesai, saya membeli beberapa bungkus kopi Good Day dengan rasa yang berbeda dan sebotol kopi instan cappucino Good Day. Hasilnya, saya telah mengangkat diri saya sendiri sebagai coffeeholic hanya dalam waktu beberapa hari setelah menghabiskan beberapa bungkus kopi Good Day dan sebotol kopi instan cappucino Good Day. Pada akhirnya, tanggapan saya mengenai kopi sebelumnya kini telah berubah. Saat ini, Kopi Good Day telah menjadi bagian dari aktivitas-aktivitas saya setiap hari, mulai dari kerja tugas, jalan-jalan, nonton hingga berkumpul bersama teman-teman. Melakukan aktivitas apapun kini tak lagi merasa bosan dan mengantuk karena ada Kopi instan & cappuccino Good Day, kopi gaul paling enak yang akan selalu setia menemani. Selamat menikmati untuk kalian para pecinta kopi dan selamat mencoba untuk kalian yang penasaran dengan sensasi warna, aroma, dan rasa dari Good Day. 

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...