JAKARTA - Pemerintah Jerman memberikan
pinjaman dan hibah pendidikan senilai 28 juta euro atau setara dengan
Rp327,59 miliar (Rp11.699 per euro) kepada pemerintah Republik
Indonesia.
Dirjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Rahmat Waluyanto menjelaskan, pinjaman tersebut akan dipergunakan untuk pendidikan serta latihan teknis dan kejuruan.
Menurut Rahmat, pinjaman dan hibah pendidikan yang disepakati pada 15 Desember lalu dialokasikan untuk membiayai program 'Sustainable Economic Development Through Technical and Vocational Education and Training (SED-TVET).'
"Sebagai pelaksana program adalah Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)," kata Rahmat dalam pesan singkatnya kepada okezone, Selasa (17/1/2012).
Rahmat menjabarkan, fasilitas pendanaan yang difokuskan pada pendidikan teknis dan vokasi tersebut dapat digunakan untuk mendukung pengembangan mobil nasional Esemka di Tanah Air.
"Program SED-TVET itu meliputi antara lain pengadaan peralatan pelatihan jasa industri, quality control, komputer, dan software," imbuhnya.
Saat ini, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalokasikan 20 persen untuk anggaran penyelenggaraan pendidikan. Kemendikbud juga mendapat pinjaman lunak dan hibah pendidikan dari berbagai negara donor.
Dengan begitu, Rahmat berharap, melimpahnya dana untuk Kemendikbud dapat memajukan mutu pendidikan dan mendukung pemerataan akses pendidikan di Indonesia.
"Tidak ada anak yang tidak sekolah dan tidak ada gedung sekolah yang roboh atau bocor," pungkasnya.(rfa)
Dirjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Rahmat Waluyanto menjelaskan, pinjaman tersebut akan dipergunakan untuk pendidikan serta latihan teknis dan kejuruan.
Menurut Rahmat, pinjaman dan hibah pendidikan yang disepakati pada 15 Desember lalu dialokasikan untuk membiayai program 'Sustainable Economic Development Through Technical and Vocational Education and Training (SED-TVET).'
"Sebagai pelaksana program adalah Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)," kata Rahmat dalam pesan singkatnya kepada okezone, Selasa (17/1/2012).
Rahmat menjabarkan, fasilitas pendanaan yang difokuskan pada pendidikan teknis dan vokasi tersebut dapat digunakan untuk mendukung pengembangan mobil nasional Esemka di Tanah Air.
"Program SED-TVET itu meliputi antara lain pengadaan peralatan pelatihan jasa industri, quality control, komputer, dan software," imbuhnya.
Saat ini, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalokasikan 20 persen untuk anggaran penyelenggaraan pendidikan. Kemendikbud juga mendapat pinjaman lunak dan hibah pendidikan dari berbagai negara donor.
Dengan begitu, Rahmat berharap, melimpahnya dana untuk Kemendikbud dapat memajukan mutu pendidikan dan mendukung pemerataan akses pendidikan di Indonesia.
"Tidak ada anak yang tidak sekolah dan tidak ada gedung sekolah yang roboh atau bocor," pungkasnya.(rfa)
No comments:
Post a Comment