Monday 13 February 2012


JAKARTA - Jumlah pelajar Indonesia yang menempuh pendidikan di luar negeri terbilang cukup banyak. Namun, sebagian masyarakat mungkin masih mempertanyakan apa manfaat atau alasan menempuh pendidikan di luar negeri jika ternyata di Tanah Air tersedia perguruan tinggi dengan kualitas baik?

Dalam seminar bertajuk "Why Sould Indonesia Invest in International Education?", Presiden dan CEO Institute of International Education (IIE) Allan E Goodman mengungkapkan, pendidikan internasional bermanfaat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di suatu negara.

"Mengenyam pendidikan di luar negeri akan mendatangkan banyak manfaat. Baik bagi pribadi maupun kedua negara," ujar Allan di Hotel JW Marriot, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (14/2/2012).

Dosen di George University ini menjelaskan, sedikitnya ada tiga manfaat utama pendidikan internasional. Pertama, pendidikan internasional menjadi ajang memperkaya pengetahuan untuk meningkatkan kualitas. Tidak hanya edukasi, para pelajar dapat mempelajari budaya di negara lain yang tentu sangat berbeda dengan negara asal.

Kedua, lanjutnya, tidak sebatas mengenal, tinggal bersama orang-orang baru dengan kebudayaan berbeda akan mengasah para pelajar untuk memahami dan mengerti budaya yang berkembang di negara tersebut.

"Ketika belajar di Amerika, para mahasiswa dapat mengerti etos kerja dan kedisiplinan yang diterapkan oleh warga Amerika. Misalnya, mengapa warga Amerika harus bangun bagi atau kenapa mereka harus bekerja keras," kata Allan.

Terakhir, ujarnya, para pelajar yang berkesempatan menikmati pendidikan internasional dapat berbagi ilmu ketika kembali ke negara asal dan menerapkan hal-hal positif yang mereka peroleh.

Pembicara lainnya, Ketua Dewan Pembina IIEF sekaligus Komisaris Utama PT Samudera Indonesia Dipl Ing Shanti L Poesposoetjipto menyebutkan, pendidikan internasional memang memiliki manfaat yang sangat besar. Meski demikian, pendidikan lokal juga perlu terus dikembangkan.

"Dengan adanya pendidikan internasional bukan berarti harus melupakan pendidikan lokal. Para pelajar harus mampu menyeimbangkan keduanya," kata Shanti.

Seminar yang dimoderatori penulis novel best seller Negeri 5 Menara dan alumni Beasiswa Fullbright Ahmad Fuadi itu juga menghadirkan serta Kepala Pusat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan Perencana Bappenas Yahya R Hidayat sebagai pembicara. (SOURCE)

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...