Sunday, 26 February 2012

Wajah Buruk Sinetron Indonesia

Apa sih yang terlintas di benak kita tentang sinetron-sinetron yang ada di Indonesia ? menarik atau justru tidak menarik ? setiap orang tentu memiliki pandangan dan pendapat yang berbeda-beda. Namun, secara umum inilah beberapa potret wajah Sinetron Indonesia...

1.Monoton dan Miskin Cerita
Mungkin itulah sebutan yang pas buat sinetron Indonesia. Sinetron Indonesia terlalu monoton dan sangat sedikit cerita-cerita baru yang dipertontonkan. Sinetron Indonesia selalu muluk-muluk dengan masalah percintaan yang tidak direstui, percintaan terlarang, dan berbagai masalah percintaan, tanpa dibumbui sesuatu yang menarik! Plot ceritanya pun hampir sama antara sinetron satu dengan sinetron lainnya. Masalah-masalah baru selain percintaan sangat jarang diangkat dalam sinetron Indonesia. Berbeda dengan drama korea yang selalu menampilkan sesuatu yang baru dan tidak monoton. Cerita-cerita yang dipertontokan juga tidak muluk-muluk soal cinta saja. Berbagai jenis cerita banyak ditemukan dalam drama korea, misalnya saja “Master Of Study” yang mengangkat tema perjuangan seorang guru untuk membawa muridnya masuk ke universitas terkenal. Sehingga penonton pun tidak jenuh dan tidak merasa bosan. Terbukti drama korea lebih diminati ketimbang Sinetron Indonesia.

2.Tidak Mendidik
Apa yang bisa kita harapkan dari sinetron Indonesia ini ? tidak ada ! Sinetron Indonesia sama sekali tidak mendidik, tidak ada moral value yang bisa dipetik. Justru, Sinetron-sinetron ini memberi contoh negatif kepada penonton. Bayangkan saja anak sekecil Baim sudah disuruh berakting pacaran di dalam sinetron yang bisa dilihat oleh semua orang. Hal ini tentu akan berdampak kepada anak-anak yang biasanya ikut bergabung menonton televisi bersama orang tuanya di malam hari. Apabila hal ini dilihat terus menerus oleh anak, tidak mustahil apabila sang anak menirunya. Belum lagi banyak adegan kekerasan yang dipertontonkan secara vulgar, dan masih banyak lagi adegan yang sama sekali tidak memberikan nilai-nilai pendidikan.

3.Sama Sekali Tidak Kreatif
Satu kata untuk sinetron Indonesia Sobat Blogger, yakni “TIDAK KREATIF”. Lihat saja di stasiun-stasiun televisi yang memutar sinetron, apabila satu sinetron habis, maka akan berlanjut ke sinetron lainnya. Misalkan saja ada sinetron Cinta Fahri, jika sudah habis akan berganti menjadi Cinta Fahri 2, setelah habis lagi berganti nama menjadi CInta Fahri Season 3, begitu seterusnya sampai ratingnya turun. Setelah ratingnya turun dan tidak laku, sinetron diakhiri, kemudian dibuat sinetron baru dengan judul yang hampir sama dan cerita yang tidak jauh berbeda. Ini menunjukkan bahwa sinetron di Indonesia sama sekali tidak kreatif. Benar tidak Sobat Blogger ?

4.Mudah Ditebak
Coba Sobat Blogger bandingkan drama korea dengan sinetron Indonesia. Sebut saja Dong Yi yang ketika ratu terdahulu meninggal dan dia bisa menaiki takhta ratu, justru memilih untuk tinggal di desa dan membantu orang miskin di sana, sama sekali tidak terduga kan ? atau misalnya drama korea yang baru saja tamat di Indosiar kemarin 49 Days, penonton tidak akan menyangka bukan jika Shin Ji Hyun setelah berhasil mengumpulkan tiga air mata tulus dan hidup kembali harus mati lagi karena memang telah ditakdirkan mati ? ngomong-ngomong, waktu drama ini tamat, temen-temen perempuan di kelasku pada gempar semua sama ceritanya yang sad ending. Tapi aku ngga terkejut tuh, soalnya udah baca sinopsisnya di internet, hehe.
Bandingkan dengan di Indonesia, ceritanya muluk-muluk itu aja. Yang baik selalu ditindas oleh yang jahat. Yang jahat terus saja menindas dan yang baik tetap saja sabar. Dan endingnya yang jahat mati, masuk penjara atau kalo ngga tobat, gitu mulu kan ? dan yang baik tentunya hidup bahagia selamanyaa… wakaka, gampang banget ketebaknya !
5.Cerita Yang Berulang-Ulang dan Tidak ada Endingnya
Berapakah episode satu buah sinetron di Indonesia ? apakah 100 ? 200 ? nggak sobat Blogger ! sampai 500 keatas bahkan bisa. Terus aku mikir dalam hati, Episode sebanyak itu gimana ceritanya ya ? rata-rata Sinetron Indonesia itu akan berakhir tidak sesuai dengan cerita awalnya. Ketika tokoh utamanya mati, muncul tokoh-tokoh baru yang mengisi cerita. Lalu, dikemudian hari ternyata tokoh utama masih hidup dan ternyata dia ketuker, wkwkwk. Agaknya penulis skenario ini menulis script untuk mengejar episode, tanpa mengindahkan keutuhan cerita. Ceritanya pun berulang-ulang, ketika tokoh utama mati, hidup lagi. Ketika tokoh utama ketahuan selingkuh, pacarnya minta putus dan waktu pulang ketabrak mobil. Tapi ternyata abis ketabrak mobil, pacarnya masih hidup dan diam diam balas dendam. Gituuu aja berputar-putar tanpa ada kerangka cerita yang jelas.
Berbeda dengan drama korea yang dipoles dengan sedikit episode. Rata-rata per satu drama hanya ada 16-20 episode dan semua itu memiliki konteks kerangka cerita yang jelas, sehingga drama itu menjadi suatu kesatuan cerita yang utuh.
Itulah Wajah Buruk Sinetron Indonesia yang bisa aku tulis hari ini. Gimana menurut Sobat blogger ? setuju atau tidak setuju ? oh iya, Maaf kalo aku kebanyakan bandingin sama drama korea, soalnya aku kepingin dunia akting Indonesia bisa seperti di korea sana. Tidak ada salahnya kan belajar dari Negara lain demi kemajuan kita semua ? (SOURCE)

2 comments:

  1. iya bner banget mabk, ngga ada yang bisa dibanggain dari sinetron indonesia..
    btw ini artikel saya ya ? makasih nih udah dicantumin sumbernya, hehe happy blogging

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...